Jumat, 30 Oktober 2015

Postingan 3 (BAB 5 & 6) APSI


BAB V

TEKNIK PENGUMPULAN DATA



  1. TEKNIK WAWANCARA
    Wawancara (interview) telah diakui sebagai teknik pengumpulan data/fakta yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem informasi. Wawancara memungkinkan analis sistem sebagai pewawancara (interviewer) untuk mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang yang diwawancarai (interviewee).


  1. Mempersiapkan Wawancara

  1. Aturlah pertemuan dengan orang yang akan diwawancarai terlebih dahulu.
  2. Utarakanlah maksud dari wawancara.
  3. Aturlah waktu wawancara yang paling tepat supaya tidak menggangu kerja dari orang yang diwawancarai.
  4. Buatlah jadwal wawancara terlebih dahulu, bila wawancara akan dilakukan beberapa kali atau oleh pewawancara yang berbeda dan orang yang diwawancarai juga berbeda.
  5. Buatlah suatu panduan wawancara (interview guide) supaya wawancara dapat berjalan dengan lancar. Interview guide adalah daftar pengecekan (checklist) dari pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan oleh pewawancara serta penjadwalan waktunya.


  1. Melakukan Wawancara

  1. Mengenalkan diri terlebih dahulu siapa sebenarnya Anda.
  2. Menjelaskan apa tujuan dari wawancara ini dengan hubungannya dengan proyek sistem informasi yang sedang dikembangkan.
  3. Menjelaskan peranan-peranan yang akan diberikan oleh orang yang diwawancarai dari hasil wawancara ini.
  4. Jagalah suasana wawancara tetap santai, tetapi terarah dan menyenangkan.
  5. Mintalah pendapat-pendapat atau ide-ide tambahan yang mungkin belum diungkapkan.
  6. Pada akhir wawancara, bacakanlah rangkuman-rangkuman dari hasil wawancara dan mintalah kepada yang diwawancarai untuk membetulkan bila ada hal-hal yang tidak sesuai.
  7. Ucapkanlah terima kasih bila wawancara telah selesai serta mintalah kesediaan kembali untuk dihubungi atau untuk diadakan wawancara lagi bilamana perlu.


  1. TEKNIK OBSERVASI
    Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem. Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan.


  1. Petunjuk Melakukan Observasi
    Untuk melakukan observasi, hal-hal berikut ini harus dilakukan:

  1. Rencanakan terlebih dahulu observasi yang akan dilakukan, meliputi:

  • Apa yang akan diobservasi;
  • Dimana letak lokasi observasi;
  • Kapan observasi akan dilakukan;
  • Siapa yang melaksanakan observasi ini;
  • Siapa yang akan diobservasi;
  • Bagaimana melaksanakan observasi ini.

  1. Minta izin terlebih dahulu dari manajer atau pegawai-pegawai yang terlibat
  2. Bertindaklah dengan rendah hati (low profile)
  3. Lengkapilah dengan catatan selama observasi berlangsung
  4. Kaji ulanglah hasil observasi dengan individu-individu yang terlibat


  1. TEKNIK DAFTAR PERTANYAAN
    Adalah suatu daftar yang berisi dengan pertanyaan-pertanyaan untuk tujuan khusus yang memungkinkan analis sistem untuk mengumpulkan data dan pendapat dari responden-responden yang dipilih. Daftar pertanyaan ini kemudian akan dikirimkan kepada responden yang akan mengisinya sesuai dengan pendapat mereka. Penggunaan daftar pertanyaan ini mendapat banyak kritikan karena diragukan hasilnya. Akan tetapi untuk mengumpulkan data dari jumlah sumber yang banyak, cara ini lebih efisien dibandingkan teknik pengumpulan data yang lain.


  1. Tipe Dari Daftar Pertanyaan
    Ada dua macam format dari daftar pertanyaan, yaitu format bebas (free format) dan format pasti (fixed format). Dalam suatu daftar pertanyaan dapat hanya berbentuk format bebas saja atau format pasti saja atau berisi gabungan dari keduanya.

  1. Daftar Pertanyaan Format Bebas: berisi dengan pertanyaan-pertanyaan yang harus diisi oleh responden di tempat yang sudah disediakan.
  2. Format Pasti: berisi dengan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya sudah pasti dengan memilih jawaban yang tersedia. Hasil dari daftar pertanyaan tipe ini akan lebih mudah untuk ditabulasi dan diisi oleh responden. Daftar pertanyaan tipe ini mempunyai beberapa bentuk pertanyaan.

  1. Check-off questions: macam dari pertanyaan-pertanyaan ini dibuat sehingga responden dapat memeriksa (check-off) jawaban-jawaban yang sesuai.
  2. Yes/No questions: macam dari pertanyaan –pertanyaan ini memungkinkan responden untuk menjawab ‘ya’ atau ‘tidak’.
  3. Opinion/Choice questions: macam dari pertanyaan-pertanyaan ini memungkinkan responden untuk memberikan kepadanya.


  1. Petunjuk Membuat Daftar Pertanyaan

  1. Rencanakanlah terlebih dahulu fakta-fakta atau opini-opini apa saja yang ingin dikumpulkan.
  2. Berdasarkan fakta-fakta atau opini-opini tersebut, tentukanlah tipe dari daftar pertanyaan yang paling tepat untuk masing-masing fakta atau opini tersebut.
  3. Tuliskanlah pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.
  4. Uji daftar pertanyaan ini kepada responden yang kecil terlebih dahulu.
  5. Perbanyaklah dan distribusikanlah daftar pertanyaan yang sudah dianggap baik ini.









BAB VI

DESAIN SISTEM



  1. Arti Desain Sistem

  1. Tahap setelah analisis sistem dari siklus pengembangan sistem
  2. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk
  3. Mengkonfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem


  1. Tujuan Desain Sistem

  1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem
  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer


  1. Tekanan-Tekanan Desain
    Tekanan-tekanan desain adalah tekanan-tekanan yang harus dipertimbangkan dalam mendesain suatu sistem informasi supaya dapat mengena sasarannya. Perancang sistem informasi harus memperhatikan sejumlah tekanan-tekanan desain yang mempengaruhi kerjanya, yaitu:

  1. Kualitas dan kegunaan informasi
  2. Kebutuhan-kebutuhan sistem
  3. Kebutuhan-kebutuhan pengolahan data
  4. Faktor-faktor organisasi
  5. Kebutuhan-kebutuhan biaya-efektivitas
  6. Faktor-faktor manusia
  7. Kebutuhan-kebutuhan kelayakan


  1. Kualitas dan kegunaan informasi
    Sistem informasi harus dapat menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu tepat waktunya (timely), tepat nilainya (accurate) dan relevan (relevance).

  2. Kebutuhan-kebutuhan sistem

  1. Keandalan-> menunjukkan seberapa besar sistem dapat diandalkan untuk melakukan suatu proses yang dapat dipercaya dan dibutuhkan
  2. Ketersediaan-> berarti bahwa sistem mudah diakses oleh user
  3. Keluwesan-> menunjukkan bahwa sistem mudah beradaptasi dengan memuaskan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan user yang berubah
  4. Kemudahan dipelihara
    Setelah sistem diterapkan, maka sistem harus dipelihara misalnya hal-hal yang tidak berfungsi harus dikoreksi, permintaan-permintaan khusus harus dipenuhi dan peningkatan-peningkatan sistem secara umum harus dilakukan.


  1. Kebutuhan-kebutuhan pengolahan data

  1. Volume-> menunjukkan volume data yang terlibat dalam pengolahan data. Volume menunjukkan jumlah dari data yang harus diproses dalam satu periode waktu tertentu.
  2. Hambatan waktu pengolahan-> menunjukkan jumlah dari waktu yang dapat diterima saat data siap diproses sampai informasi dihasilkan.
  3. Permintaan perhitungan-> merupakan model-model matematik yang harus diterapkan sehingga informasi dapat dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan oleh user.

  4. Faktor-faktor organisasi

  1. Sifat Organisasi-> untuk mengidentifikasi dan memahami kebutuhan informasi bagi suatu organisasi yang tertentu, pertama kali yang perlu dipahami adalah sifat organisasi.
  2. Tipe Organisasi-> dapat dikategorikan sebagai berikut:

  1. Organisasi fungsional, yaitu setiap manajer bertanggung jawab untuk area funsi tertentu, misal produksi, marketing dll
  2. Organisasi divisional, yaitu tiap-tiap manajer divisi bertanggung jawab terhadap semua fungsi dalam divisinya
  3. Organisasi matrik, yaitu beberapa manajer mempunyai tanggung jawab bersama terhadap suatu fungsi dalam suatu proyek

  1. Ukuran Organisasi-> semakin besar ukuran organisasi, semakin banyak informasi yang dibutuhkan.
  2. Struktur Organisasi-> juga merupakan faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi. Contoh: tanggung jawab terhadap manajemen persediaan dapat berada pada tanggung jawab departemen produksi di suatu organisasi atau dapat berada pada tanggung jawab departemen pembelian pada organisasi yang lain. Pada departemen produksi biasanya membutuhkan informasi mengenai ketersediaan persediaan, perputaran persediaan dan kualitasnya. Sedangkan pada departemen pembelian lebih membutuhkan informasi mengenai harga dan pemasok.
  3. Gaya Manajemen-> terdapat 2 gaya manajemen tersebut yaitu:

  1. Gaya manajemen yang otokratik lebih senang dengan sistem informasi yang terpusat (centralized).
  2. Gaya manajemen yang demokratik lebih senang dengan sistem informasi yang tersebar (decentralized).


  1. Kebutuhan-kebutuhan biaya-efektivitas
    Desain sistem informasi perlu dipertimbangkan antara biaya untuk memperolehnya dengan manfaat informasi yang dihasilkan.


  1. Faktor-faktor manusia
    Analis sistem harus mencoba untuk dapat mendesain sistem yang dapat diterima oleh semua pemakainya, tidak hanya satu atau dua orang pemakai saja. Sistem informasi yang didesain dengan memperhatikan faktor-faktor manusianya akan didapat sistem informasi dengan user interface yang baik dan dapat meningkatkan produktifitas pemakainya.

  2. Kebutuhan-kebutuhan kelayakan
    Lima macam kelayakan harus tetap diperhitungkan dalam desain sistem informasi. Lima macam kelayakan ini adalah kelayakan teknik, kelayakan ekonomi, kelayakan jadwal, kelayakan operasi dan kelayakan hukum. Walaupun kelayakan-kelayakan ini telah dinilai pada tahap perencanaan sistem, tetapi dalam tahap desain sistem juga harus dipertimbangkan kembali, karena kemungkinan apa yang direncanakan di tahap perencanaan sistem mungkin di tahap desain sistem mengalami perubahan-perubahan.

Rabu, 21 Oktober 2015

Postingan 2 (BAB 3 & BAB 4)

BAB III. Kebijakan dan Perencanaan Sistem

I.     Definisi Kebijakan dan Perencanaan Sistem
A.       Definisi KebijakanSistem
Kebijakan sistem merupakan landasan dan dukungan dari manajemen puncak untuk membuat perencanaan sistem.

B.       Definisi Perencanaan Sistem
Perencanaan Sistem adalah proses membuat sebuah Laporan Perencanaan Sistem yang menggunakan sumber sistem informasi yang berhubungan dan mendukung tujuan bisnis dan operasi organisasi.

II.     Proses Perencanaan Sistem
Proses perencanaan sistem dibagi dalam 3 proses utama yaitu:
1.      Merencanakan proyek-proyek sistem, meliputi:
a.       Mengkaji tujuan, perencanaan strategi dan taktik perusahaan
b.      Mengidentifikasi proyek-proyek sistem
c.       Menetapkan sasaran proyek-proyek sistem
d.      Menetapkan kendala proyek-proyek sistem
e.       Menentukan prioritas proyek-proyek sistem
f.       Membuat laporan perencanaan sistem

2.      Mempersiapkan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan, meliputi:
a.       Menunjuk team analis
b.      Mengumumkan proyek pengembangan sistem

3.      Mendefinisikan proyek-proyek dikembangkan, meliputi:
a.       Melakukan studi kelayakan
b.      Menilai kelayakan proyek sistem
c.       Membuat usulan proyek sistem
d.      Meminta persetujuan manajemen

III.     Studi Kelayakan
1.      Definisi Studi Kelayakan
Studi Kelayakan            adalah suatu studi yang akan digunakan untuk menentukan apakah pengembangan proyek sistem layak diteruskan atau tidak.
2.      Faktor-faktor yang perlu dinilai dalam studi kelayakan
a.        Ekonomi Kelayakan
Ekonomi adalah metode yang paling sering digunakan untuk mengevaluasi efektivitas sistem baru. Lebih dikenal sebagai biaya / manfaat analisis, prosedur ini adalah untuk menentukan manfaat dan penghematan yang diharapkan dari sistem kandidat dan membandingkan mereka dengan biaya. Jika manfaatnya lebih besar daripada biaya, maka keputusan dibuat untuk merancang dan mengimplementasikan sistem. Seorang pengusaha yang akurat harus mempertimbangkan biaya versus manfaat sebelum mengambil tindakan.
Biaya studi berbasis: Sangat penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor biaya dan manfaat, yang dapat dikategorikan sebagai berikut: Biaya pengembangan dan Biaya operasi. Ini adalah analisis biaya yang akan dikeluarkan dalam sistem dan manfaat diturunkan keluar dari sistem.
Waktu studi berbasis: Ini adalah analisis dari waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pengembalian investasi. Nilai masa depan dari proyek adalah juga merupakan faktor.

b.        Hukum Kelayakan
Menentukan apakah sistem yang diusulkan konflik dengan persyaratan hukum, misalnya sistem pengolahan data harus sesuai dengan Kis Perlindungan Data setempat.

c.         Operasional Kelayakan
Kelayakan operasional adalah ukuran dari seberapa baik sistem yang diusulkan memecahkan masalah, dan mengambil keuntungan dari kesempatan yang diidentifikasi selama definisi lingkup dan bagaimana memenuhi persyaratan diidentifikasi dalam tahap analisis persyaratan pengembangan sistem.

d.        Jadwal Kelayakan
Sebuah proyek akan gagal jika waktu terlalu lama untuk diselesaikan sebelum berguna. Biasanya ini berarti memperkirakan berapa lama sistem akan mengambil untuk mengembangkan, dan jika dapat diselesaikan dalam jangka waktu tertentu menggunakan beberapa metode seperti payback period. Jadwal kelayakan adalah ukuran seberapa wajar jadwal proyek. Mengingat keahlian teknis kami, adalah tenggat waktu proyek yang wajar? Beberapa proyek yang dimulai dengan tenggat waktu tertentu. Anda perlu menentukan apakah tenggat waktu adalah wajib atau diinginkan.

e.        Pasar dan Kelayakan Real Estate
Studi Kelayakan Pasar biasanya melibatkan pengujian lokasi geografis untuk proyek pengembangan real estat, dan biasanya melibatkan bidang tanah real estate. Pengembang sering melakukan studi pasar untuk menentukan lokasi terbaik dalam yurisdiksi, dan untuk menguji lahan alternatif untuk paket yang diberikan. Yurisdiksi sering membutuhkan pengembang untuk menyelesaikan studi kelayakan sebelum mereka akan menyetujui permohonan izin untuk ritel, komersial, industri, manufaktur, kantor perumahan, atau dicampur-menggunakan proyek. Kelayakan Pasar memperhitungkan pentingnya bisnis di area yang dipilih.

f.        Sumber Daya Kelayakan
Hal ini melibatkan pertanyaan seperti bagaimana banyak waktu yang tersedia untuk membangun sistem baru, ketika itu dapat dibangun, apakah itu mengganggu operasi bisnis normal, jenis dan jumlah sumber daya yang dibutuhkan, dependensi.

g.        Budaya Kelayakan
Pada tahap ini, alternatif proyek yang dievaluasi dampaknya di tingkat lokal dan umum budaya. Sebagai contoh, faktor lingkungan perlu dipertimbangkan dan faktor-faktor ini menjadi terkenal. Selanjutnya budaya perusahaan bisa berbenturan dengan hasil proyek.

h.        Kelayakan Keuangan
Dalam kasus proyek baru, viabilitas keuangan dapat dinilai berdasarkan parameter berikut:
·         Perkiraan total biaya proyek
Pembiayaan proyek dalam hal struktur modal, rasio utang ekuitas dan berbagi promotor dari total biaya
·           Ada investasi oleh promotor di bisnis lain
·           Proyeksi arus kas dan profitabilitas

i.          Produksi
Studi kelayakan output laporan studi kelayakan, laporan yang merinci kriteria evaluasi, temuan penelitian, dan rekomendasi.

3.      Proyek sistem
Proyek sistem adalah pengembangan sebuah sistem informasi dalam suatu organisasi.
Contoh: Proyek-proyek sistem yang bisa dikembangkan dalam sebuah Rumah Sakit adalah:
1.      Membuat sistem perancangan pendaftaran pasien baru
2.      Membuat sistem perancangan pemesanan obat-obatan
3.      Membuat sistem perancangan pembayaran gaji karyawan
4.      Membuat sistem perancangan pendaftaran rawat inap



BAB IV. Analisa Sistem
I.     Definisi Analisa Sistem
Analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan
II.     Langkah-langkah Dalam Analisa Sistem
Langkah-langkahnya:
1.        Identify: mengidentifikasi masalah
Ada 3 langkah yang harus dilakukan di dalam tahapan ini, yaitu:
a.         Mengidentifikasi Penyebab Masalah
b.         Mengidentifikasi Titik Keputusan
c.         Mengidentifikasi Personil-personil Kunci

2.        Understand: memahami kerja dari sistem yang ada
Untuk mempelajari operasi dari sistem ini diperlukan data yang dapat diperoleh dengan cara melakukan penelitian:
a.         Menentukan jenis penelitian
b.        Merencanakan jadwal penelitian
c.         Membuat penugasan penelitian
d.        Membuat agenda wawancara
e.         Mengumpulkan hasil penelitian

3.        Analyze: menganalisis sistem
Langkah ini dilakukan berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Kita dapat menganalisis:
a.         Kelemahan dari sistem lama tersebut
b.        Kebutuhan informasi bagi pemakai sistem dan pihak manajemen

4.        Report: membuat laporan hasil analisis
Isinya adalah:
a.         Alasan melakukan analisis sistem
b.        Menguraikan permasalahan-permasalahan yang terjadi pada sistem lama
c.         Mengidentifikasi penyebab masalah
d.        Mengidentifikasi titik keputusan
e.         Menguraikan penelitian yang dilakukan
f.         Menguraikan hasil analisis
g.         Kesimpulan analisis

III.     Menganalisis hasil penelitian pada sebuah objek penelitian (Rumah Sakit)
Perkembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMR) masih belum lancar dan banyak rumah sakit mengalami kegagalan dalam aplikasinya karena adanya beberapa hambatan dan kendala.
Permasalahan yang menjadi penghambat dan kendala dalam perkembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMR), menjadi tantangan tersendiri bagi para pengembang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMR) ini. SetiapRumah sakit harus memahami betapa pentingnya manajemen informasi bagi perkembangan Rumah Sakit. Terdapat dua alasan utama mengapa terdapat perhatian yang besar terhadap manajemen informasi, yaitu meningkatnya kompleksitas kegiatan rumah sakit dan meningkatnya kemampuan komputer. Dengan tersedianya informasi yang berkualitas, tentunya juga mendorong pegawai untuk meningkatkan kemampuan kompetitif (competitive advantage) Rumah sakit.
Penyelesaian yang harus dilakukan oleh Rumah Sakit dalam menghadapi permasalahan dan kendala dari pengembangan Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMR) adalah dengan memberikan pemahaman kepada setiap anggota organisasi mengenai pentingnya Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIM), memberikan pelatihan yang intensif kepada pengguna Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMR), dan memberikan insentif kepada setiap pegawai yang dapat memanfaatkan Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMR) dengan lebih optimal.
Manajemen tidak dapat mengabaikan sistem informasi karena sistem informasi memainkan peran yang penting di dalam suatu organisasi. Sistem informasi sangat mempengaruhi secara langsung dalam pengambilan keputusan, membuat rencana, dan mengelola pegawai, serta meningkatkan sasaran kinerja yang hendak dicapai, yaitu bagaimana menetapkan ukuran atau bobot setiap tujuan/kegiatan, menetapkan standar pelayanan minimum, dan menetapkan standar dan prosedur pelayanan baku kepada masyarakat. Untuk itu, tanggung jawab terhadap sistem informasi tidak dapat didelegasikan begitu saja kepada sembarang pengambil keputusan.
Semakin meningkat saling ketergantungan antara rencana strategis organisasi, peraturan dan prosedur di satu sisi dengan sistem informasi (software, hardware, database, dan telekomunikasi) di sisi yang lainnya.
Perubahan di satu komponen akan mempengaruhi komponen lainnya. Hubungan ini menjadi sangat penting saat manajemen mempunyai rencana ke depan. Kegiatan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang biasanya sangat tergantung kepada sistem apa yang tersedia untuk dapat melaksanakannya. Misalnya, dalam peningkatan produktivitas kerja para pegawai sangat tergantung pada jenis dan kualitas dari sistem informasi organisasi.
Pengembangan dan pengelolaan sistem saat ini membutuhkan partipasi banyak pihak di dalam Rumah Sakit, jika dibandingkan peran dan partisipasi pada periode-periode yang lalu.
Dengan meningkatnya kecenderungan organisasi berteknologi digital, maka sistem informasi di dalam Rumah Sakit dapat meliputi jangkauan yang semakin luas hingga kepada masyarakat, pemerintahan, swasta, dan bahkan informasi mengenai perkembangan politik terakhir.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMR) memainkan peran yang sangat besar dan berpengaruh di dalam rumah sakit karena semakin tingginya kemampuan teknologi komputer dan semakin murahnya biaya pemanfaatan teknologi komputer tersebut.
1.      Kelemahannya:
a.       Pemahaman para pemakai tentang komputer yang masih kurang
b.      Pemahaman para spesialis bidang informasi tentang bisnis dan peran manajemen yang masih minim
c.       Relatif mahalnya harga perangkat komputer
d.      Ambisius para pengguna yang terlalu yakin dapat membangun sistem informasi secara lengkap sehingga dapat mendukung semua lapisan pegawai
2.        Kebutuhan informasi bagi user & pihak manajemen
a.       Informasi data pasien yang meliputi :
·         Data pribadi pasien termasuk riwayat kesehatan pasien sebelumnya
·         Tarif yang dikenakan pada pasien
·         Informasi mengenai status pembayaran pasien

b.      Informasi tarif rumah sakit yang meliputi :
·         Tarif rawat jalan dari tiap dokter di rumah sakit
·         Tarif rawat inap termasuk di dalamnya tarif untuk kamar, obat-obatan dan sebagainya.
·         Tarif pemeriksaan Medical Checkup

c.       Informasi bagi direktur rumah sakit yang meliputi :
·         Laporan pendapatan dari rawat jalan bulanan
·         Laporan pendapatan dari rawat inap bulanan
·         Laporan bagi hasil jasa dokter baik dari rawat jalan dan rawat inap
·         Laporan tunggakan pasien yang belum melunasi biaya rumah sakit

3.        Laporan Hasil Analisis:
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMR) merupakan bidang yang harus dikembangkan oleh setiap Rumah Sakit yang ada di Indonesia. Perkembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMR) sangat cepat dan pesat, untuk itu setiap Rumah Sakit harus dengan cepat untuk dapat beradaptasi dengan teknologi ini.
Permasalahan yang menghambat dan menjadi kendala bagi pengembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMR) di Indonesia bukan menjadi penghalang bahwa teknologi ini tidak digunakan dan dikembangkan. Setiap Rumah Sakit yang memiliki hambatan dan kendala dalam pengembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMR) harus dengan cepat mengatasi dan menyelesaikannya dengan memberikan pemahaman, pelatihan dan insentif kepada setiap pegawai yang memanfaatkan Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMR) dengan lebih optimal.
Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMR) yang optimal, maka akan memberikan banyak benefit bagi Rumah Sakit tersebut